Dia lalu rebah
diatas tubuhku.—“Makasih non atas pelayanan tubuhmu.”, ujar Abdul singkat, dingin. Bokep hijab Aku mulai resah nih. Aku saat itu, entah mengapa, menjadi sangat bergairah.Ucok yang duduk disebelah kiriku mulai meremas payudara kiri aku dan
memainkan putingnya. DHEG! Untung penis itu tidak terlalu bau. Nama aku Feifei. “Mbak…oh….shit…aku keluar mbak…ahhhhhhhhhhhhhhh”, jerik Ucok
keenakan. Oh, nikmatnya. geli dan nikmat…duh…apa sih yang terjadi dengan aku? Ah semprul banget ini orang…
Aku lalu merasakan desiran aneh merengkuh tubuhku. Duh…tinggal satu lagi yang musti aku bikin crot nih…
Abdul, yang nampaknya adalah bos dari kedua lelaki brengsek ini, segera
keluar dari bangku supir lalu masuk ke deretan tengah ini. Dua penis hitam menyembul dengan kerasnya. Aku semakin tegang dan mau nangis saja. “Ah…enak mbak…lebih dalam dunk..”, pinta
Ucok. Gairah
ini sungguh menggebu-gebu. Ough…
penisnya yang hitam dan besar itu langsung menyembul tegak. Sialan betul si Abdul itu! Nama aku Feifei. Oh yes…. “Mana duitnya non?”, tanya salah seorang cowok tadi, yang belakangan
aku tahu namanya Ujang.