“Sialan Bapakmu itu… waktu itu kan cuma keputihan biasa”, sergah Mama Winda. “Terima kasih Kemal…,” katanya mesra,”Enak banget, hi3x….”
“Sama-sama Mbak, nanti saya kasih obat anti hamil…”, jawabku sambil melihat lelehan maniku di vaginanya. Bokep mom “Ya lawannya udah tua…, pasti Mbak menang KO terus”, aku terus menyerang sambil menghampiri Mama Winda sehingga kami duduk berdekatan. Aku hanya bisa “manyun” sambil bermain dengan adik tiriku sampai akhirnya sang ibu tiri keluar kamar. Rupanya selera ayah mengikuti tren selera pria masa kini yang cenderung mencari “susu” yang montok dan goyangan pantat yang bahenol. Sambil membayangkan buah dada Mama Winda, aku mengambil celana dalam hitam Mama Winda dan menciuminya. Dadanya ditarik seakan ingin menunjukkan padaku bahwa buah dadanya juga besar. “Maksudmu apa Kemal?”, Mama Winda mulai mengendus hasratku. Kontan birahiku langsung naik kembali. “Maksudmu apa Kemal?”, Mama Winda mulai mengendus hasratku.
