Tapi, di depan kamar Tomo aku berhenti.Pintunya terbuka sedikit. Tubuhku masih bergetar. Bokeb Aku lumayan capek, tapi aku senang. Tersenyum Tomo mengecup kepalaku sambil mengelusnya.“Maria, kamu adalah milikku seorang.. Kami bertiga sangat bahagia.Aku tidak ingat, bagaimana aku bisa sampai di panti asuhan itu. Kami bertiga sangat bahagia.Aku tidak ingat, bagaimana aku bisa sampai di panti asuhan itu. Kedua orang tuaku meninggal karena kecelakaan ketika aku berusia 11 tahun. Dan semalaman dia tidur sambil memelukku dengan hangat.“Aku..aku..sayang Tomo”“Tomo adalah milikku..hanya milikku seorang”Pikiranku berputar-putar memikirkan hal itu. pilihanku memang selalu tepat”, gumamnya.Aku memilih untuk diam. Rasa takut dan kesepian menyerang hati dan pikiranku. Kenapa? Kalau kamu capek, besok bolos saja.”Tomo pun menggendongku yang masih terisak kekamar tidurku. Maria” Tomo melemparkan senyum yang berbeda dari kemarin.“Mulai saat ini, aku-lah yang akan merawat dan mengurus Maria. Dia memperhatikanku sejenak dan senyuman misterius itu hadir lagi.Dia pun membungkukkan tubuhnya,“Hey, tukang ngintip cilik. Permainan berakhir.Tapi aku masih mematung di depan kamarnya, memperhatikan Tomo dari sebelah pintu yang sedikit terbuka.
