Dan ternyata ia memberi sambutan cukup baik. Wanita itu masih terjaga dan menurut pengakuannya tengah menonton televisi. Bokep colmek “Janji ya Rid (setelah cukup akrab Bu Har tidak mengembel-embeli sebutan Nak di depan nama panggilanku), kamu harus bangunkan ibu kalau mau kencing atau beli rokok. Di depan rumah sakit aku langsung meminta seorang abang becak mengantarku ke kampungku yang berjarak tak lebih dari satu kilometer. Dan yang membuatku senang, aku dapat melampiaskan hasrat terpendamku kepadanya. Orang-orang juga sudah pada tidur dan tidak bakalan kedengaran karena hujannya makin besar.” Hujan saat itu memang semakin deras.Entah karena mempercayai omonganku. Ah, pikiran nakalku jadi mulai liar. Hingga ketika lidahku terhalang oleh celana dalam yang masih dikenakannya, aku langsung memelorotkannya. Kalau aku ikut-ikutan pulang untuk tidur di rumah apa tidak mengundang kecurigaan? Tetapi di perjalanan dadaku sempat berdesir. Sebab sejak Ia ada yang menemani merawat suaminya di rumah sakit, kendati aku tetap diminta untuk membantu mereka dan selalu berada di rumah sakit, aku tidak lagi dapat menyalurkan hasrat seksualku.
