Belaiannya begitu mantap menandakan Eksanti begitu piawai dalam urusan yang satu ini.“Tangan kamu semakin pintar yaa.., Santi”, ujarku sambil memandang tangannya yang mulai mengocok-ngocok lembut sekujur kejantananku. Bokep mom Aku tidak menjawab permintaannya. Aku ingin mendinginkan suhu tubuhku. Tidak beberapa lama berselang pintu terbuka kembali, lalu dia mempersilakan aku masuk ke dalam kamarnya. Ia hanya menyapukan lipsgloss tipis, yang membuat jantungku semakin deg-degan. Meski agak susah namun aku tetap berusaha agar batang kejantananku bisa masuk merasakan jepitan liang kewanitaan Eksanti. “Aku tadinya nggak mau kita masuk ke kamar ini, karena aku takut kita nggak bisa menahan keinginan untuk melakukannya lagi, Mas”, tambahnya memberikan pengarahan kepadaku. Aku malah sempat menekan tubuh Eksanti hingga punggungnya bersandar di dinding. Aku bukan tipe laki-laki yang demikian. dan lagi.. Aku bukanlah tipe laki-laki yang suka terburu-buru dalam berbagai hal, khususnya dalam masalah percintaan.Aku kini duduk di kursi sofa menghadap Eksanti, sedangkan Eksanti masih di atas kasur sambil memperbaiki rambut dan kaosnya kuningnya yang agak kusut.
