Suka betis Mbak. Mbak Lia tersenyum sambil menatap mataku. Bokep hijab “Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Mbak Tia mengangguk. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati.Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Terpana mendengar perintahnya. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Sekarang, kecup, jilat, dan hisap sepuas-puasmu. Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”Aku terpengaruh dengan kata-katanya.
