Putih bersih dan bulat. Bokeb Sprei di pembaringan buat pasien itu jadi acak2an. herannya aku nurut saja, bahkan menikmati.Ketika rintihan Syeni makin tak terkendali, aku khawatir kalau kedua suster itu curiga. Rapi kembali.“Dokter belum mau pulang ?”
“Belum. Mata yang mengundang !“Maaf Bu ya .” kataku kemudian mengalihkan pembicaraan dan menghindari sorotan matanya.Kuremasi dada kirinya dengan kedua belah tangan, sesuai prosedur. Please . ini sih engga beres nih. Wah . Gesekannya amat terasa di batang penisku. Ah engga, bisa-bisa aku dituduh pelecehan seksual. “Udah malam Syen, lain waktu aja”Syani tak menjawab, malah meremasi penisku yang udah tegang. Oo .. Bahkan dia merintih, amat pelan, sambil merem !Untung aku cepat sadar. kini tubuh ibu muda yang putih itu seluruhnya terbuka. kapan-kapan Syeni mau lagi ya .”“Iya .. Belahan dadanya makin tegas dengan posisnya yang duduk.Ada hal lain yang juga tak biasa. Putingnya juga istimewa.