Ternyata jariku keceplos ke dalam alur yang basah dan hangat. Setaun kemudian aku lulus SMP Saat itu Mbak Narsih melahirkan. Bokep arab berapa kali senjataku memuntahkan peluru aku tak sempat menghitungnya. Kamar tidur, kamar tamu dan dapur. Lalu kutelusupkan jariku maju ke garis di depan sana. Diturunkannya celanaku dan dikuakkan CD-ku ku samping, sehingga batangku yang sudah sekeras pentungan satpam itu teracung. Sambil bilang begitu dia mengangkat pantatnya dan melolos roknya lepas. Kalau memerintah harus dilaksanakan tanpa protes. Kupeluk kakak iparku. Wis Mbak, istirahat saja, masih sakit kan? Aku biasa di pangil Kun. Ambilkan daster Mbak yang utuh di lemari, Kun. Lemas. Aku jadi bangga campur nalu. Tapi sampai cerita ini kutulis, Mas Pras tetap mengira kalau Shamira itu anaknya. Kuurut-utur bibir bawahnya yang segera basah dan terbuka sendiri. Meskipun itu memang benar. Kalo pagi aku suka menghilang di rumah Oom Yanto tetangga depan rumah untuk baca Koran atau majalah.
