Namun apa yang terjadi siang ini seperti membuat saya tidak mungkin melupakan kejadian malam itu. Iseng-iseng saya meraih dan meremas susunya yang kanan, sambil menjentik-jentik putingnya dari balik bajunya. Bokep indo live “Kok tau sih?” jawab saya kembali menggoda. Saya tetap akan mengenangnya, karena dia adalah yang pertama bagi saya. Di hadapannya, tampak dua orang pria bertubuh tinggi besar. Saya merasa dikagumi, diperhatikan, dan dicintai. Lambat laun, rasa takut saya mulai hilang, berubah jadi rasa persahabatan. “Kamu juga, Jen.” saya sudah mulai berani menjawab. Kehangatan yang belum pernah saya rasakan selama hidup, karena saya belum pernah sekalipun berpacaran. enaknyaa.. enaknyaa.. “Emang boleh?” tanya saya. Dengan was-was saya melirik ke arah buffet tempat pistolnya berada, dan merasa agak tenang karena pistol itu masih ada di situ. Usai melihat-lihat patung lilin di museum itu, tante dan om saya naik kereta kembali ke hotel mereka, sementara saya masih berjalan-jalan di Bakerstreet (tempat museum tadi berada), karena banyak teman asal Indoneisa yang menginap di apartemen-apartemen sekitar situ.
