suara itu lagi, suara wanita setengahbaya yang kali ini karena mendung tidak lagi adakeringat di lehernya. Dia mau pulang dulu ngeliat orangtuanya sakit katanya sih begitu, kata Wien.Setelah beberapa lama menyodoknya, Terus dong Yang.Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..! Brazzers Ya tidak apaapa,hitunghitung olahraga. Payudaraitu dari jarak yang cukup dekat jelas membayang.Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Tetapi tidak lama, suara pletakpletokterdengar semakin nyaring. Aku menanti dengandebaran jantung yang membuncahbuncah. Begini saja daripada repotrepot.Anggap saja tiaptiap baju sama dengan jumlah kancingbajuku: Tujuh. katanya sedikit terengah.Oh ya. Aku mengurungkan niatku. Lagi pula percuma,tadi saja di angkot aku kalah lawan kancing. Ia hanyamenampakkan diri separuh badan.Mbak Wien.., aku mau makan dulu. Ya nggak apaapa, katanya menjawab telepon.Siapa Mbak..? Aku masih penasaran, iaseperti tanpa ekspresi. Betulkan, ia tidak akan datang begitu saja.Badannya berbalik lalu melangkah. kataku memelas, yasebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan dudukdi tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan.
