“Dit, kemaren-kemaren ada cwo yg pake jaket coklat siapa?” Tanyaku. Brazzers Cahaya remang-remang yg masuk ke dapur dari ruang keluarga, membantu ku melihat penisnya yg lumayan besar dan putih. Aku ikut tersenyum. Di kamar sudah ada tv, dan kamar mandi. Aku jarang sekali keluar kamar, meski mereka datang, aku selalu diam didalam kamar. Mau cewek atau cowok. Hari terus berlalu, laki-laki itu belum kembali kerumahku. Beberapa thn kebelakang, rumahku memang tergolong bebas untuk siapa saja. Dia jongkok dihadapanku yg terduduk di atas toilet. Pelan-pelan tp pasti, aku kudu ngerasain ngentod ama dia. Dgn keadaan kamar mandi gelap, dia sepertinya kewalahan, susah mencari mana lubang yg benar. Tumben sih teteh tanya-tanya orang yg datang kerumah, biasanya jg cuex.” Lanjutnya sambil cengengesan. “Itu yg rambutnya cepak pinggir-pinggirnya.” Jawabku. “Masukin dong sayang, udah gak kuat.” Kataku dgn mata sayu menatapnya. Bisa lebih dari 20 orang kalau dimalam minggu. Aku melepaskan ciumannya dan memohon untuk dia memasukkan penisnya kedalam meqiku.
