Jam baru menunjukkan pukul 11 siang. Pasti cucuku pulang sekolah. Bokep live Mama sudah tua,” kataku. Aku merasakan nikmatnya. Kami kembali berbaring dan menghela nafas kami. Kami harus tiba di rumah pukul 16.30. Aku menggeleng, karena aku tak mampu. Dibopongnya aku kembali ke kamar tidurku. “Kenapa, Ma? Salahkah aku? Temanku tak menanyakan dengan siapa aku melakukannya, hingga aku hamil. Temanku itu terperanjat. Aku limbung. Aku sudah lelah menyemangatinya. Ada bangku memanjang di bawah sepohon rindang. Tubuhku seperti menggigil dan aku merasakan diriku kembali melayang. Sampai penis Dodi keluar dengan sendirinya karena sudah mengecil. Blur..!!! Sekujur tubuhku sudah dijilatinya, sembari mengelus-elusnya.Dodi mengarahkan jilatannya pada vaginaku. Kami meminumnya bergantian sampai habis satu botol ukuran sedang. Dodi membiarkan penisnya di dalam vaginaku tanpa mengerak-gerakkannya. Mama rindu…” kataku. Dodi pun memberikan pompaan yang lebih agressif lagi. Aku melepaskan kenikmatanku. Aku melepaskan kenikmatanku. Aku diperlakukannya seperti anak kecil, seperti cucu anakku sendiri.
