Dian tidak henti2nya menangis karena rasa sakit yang luar biasa tersebut, serta meratapi nasibnya yang malang.Si Botak berpuluh2 kali mencambuki pantat, punggung, dan paha Dian dengan cambuk kulitnya, sedangkan si Kumis dengan rotan. Brazzers “AAAAAAAAH” teriak Dian sekeras-kerasnya, jauh lebih keras daripada saat dipukuli. Setelah si Hitam dan si Kumis menjauh dari Dian, si Hitam mengayunkan cambuknya ke arah pantat Dian. Kemudian ia mulai meremas-remas belahan pantat Dian yang sebelah kiri, sementara si Kumis meremas pantat Dian yang sebelah kanan.“Jangan sentuh pantat gue!” teriak Dian, yang kemudian dibalas dengan tamparan di pipinya oleh si Botak. Ko Aseng, demikian tetangga dan kerabat memanggil saya. Si Hitam dan si Kumis berganti2an memukuli pantat Dian, mungkin lebih dari puluhan kali, sementara si Botak meraba2 payudara Dian yang masih tertutup bra.“Bos, teteknya kurang seru nih, tepos banget. Sekali lagi gerak, pantat lo kita jebolin!” Dian yang takut mendengar ancaman itu hanya diam saja, sambil mulai menangis. Mereka lalu menutup pintu rapat-rapat. Bulls**t! Kemudian dengan kasar ia merobek kaos
