Waktu itu lampu penerang gerbong sudah dipadamkan tinggal lampu remang-remang saja yang masih menyala menerangi keadaan gerbong yang mereka tumpangi. Bokeb Pergumulan segitiga itu berjalan cukup lama hingga Om Jalil tak dapat lagi menahan nafsunya. Kembali Om Jalil memberikan instruksi kepada Marina, “Kini genggamlah burungku!”. Semakin lama gerakan keduanya samakin menggila desahan-desahan tak henti-hentinya keluar dari sepasang insan itu. “Ssshh.., aahh..”, desah gadis itu ketika dengan agak susah kepala penis itu memasuki lubang kemaluannya. Ria hanya mengangguk tanpa berkata apapun. “Ooomm.., hisaplah susuku ini agar lebikh nikhmat Om..” pinta Marina, sambil menarik kepala Om Jalil ke arah dadanya yang dibusungkan menantang itu. Batang kemaluan Daud sudah keras sekali. Kini Marina mengangkangi Om Jalil yang duduk bersandar dengan penis tegak ke atas mengarah tepat pada bibir kemaluan Marina. Daud tahu Marina sering keluar dari kamarnya pada malam hari untuk pipis.
