Makin nikmat saja. Bokeb Kalau tidak, bisa-bisa kuku Ibu Vivi menancap di punggungku. Yah tahu sendiri kan tanganku yang dia pegang. Berhubung dia jarang memakai komputer, maka dia terlihat kaku cara memegang mouse-nya. Sementara aku makin berat menahan muatanku, aku tanya dia, “Bu boleh keluari di dalam…”.“Boleh, emang sudah hampir..”. Maklum lah sudah hampir 30 th umurnya.Tangan Ibu Vivi (Oh ya aku tetap panggil dia Ibu karena dia customerku) yang satu lagi sudah pindah aktivitasnya ke selangkanganku. Aku biarkan saja. ternyata tidak lepas juga tanganku dari genggamannya. Aduh rejeki nomplok nih, kataku dalam hati. Belum sempat berkata banyak, jari telunjuk tangan satunya diletakkan di depan bibir sambil, “psst…”, dan kata dia, “Hari ini dia ke bini tuanya…”. Maklum dia masih keturunan Chinesse. Untuk sambilan aku juga punya usaha kursus private komputer. Tidak lama dia keluarkan lagi muatan dari dalam vaginanya. Roknya yang biru tua menambah kontrasnya warna.Setelah meletakkan tanganku, tangan Ibu Vivi bergerak lagi ke tengkukku, dan dielusnya.
